HALOJABAR.COM – Filosofi Jawa kerap menjadi pegangan sebagai landasan hidup.
Bahkan, banyak orang Jawa yang memegang filosifi Jawa untuk menjalankan kehidupan sehari-hari.
Mereka percaya dengan berpegang pada filosofi Jawa tersebut dapat mendapatkan kesejahteraan, keselamatan, bahkan kemuliaan dalam hidup.
Baca Juga: Filosofi Ucing-ucingan, Permainan Tradisional Sunda yang Sarat Makna
Salah satu dalam falsafah Jawa mengatakan ada tiga filosofi Jawa yang menuntun agar hidup lebih nyaman dan bahagia, yakni “Sirna Dalane Pati, Nur Sifat, Luber Tanpo Kebek.”
Filosofi Jawa Sirna Dalane Pati, Nur Sifat, Luber Tanpo Kebek diyakini sebagai landasan untuk menjalankan hidup nyaman dan bahagia.
Melalui unggahan video TikTok DNTrust, seorang peternak lembu Benggolo, Joko Susanto mengaku memegang teguh filosofi Jawa Sirna Dalane Pati, Nur Sifat, Luber Tanpo Kebek untuk dijadikan sebagai landasan hidup.
Sirna Dalane Pati, Nur Sifat, Luber Tanpo Kebek dapat diartikan sebagai pegangan hidup untuk hilangkan rasa iri dengki, jadilah orang yang bermanfaat dan tetap sederhana.
Baca Juga: Bunyi Pancasila Sila 1 hingga 5 dan Makna Lambangnya
Makna Tiga Filosofi Jawa Sirna Dalane Pati, Nur Sifat, Luber Tanpo Kebek
1. Sirna Dalane Pati
Filosofi ini diyakini untuk menghilangkan apa yang harus dihilangkan agar jalan kematian terasa lebih enak atau di dalam Islam disebut khusnul khatimah.
“Apa yang harus dihilangkan? Rasa iri, dengki, takabur itu dihilangkan. Enak itu kita jalankan,” jelasnya.
2. Nur Sifat
Makna dari istilah nur sifat ini yakni menjadi orang bermanfaat. Nur sifat berarti sifat cahaya.
“Cahaya itu lampu. Kalau dia harus panas, tapi dia itu tetap berusaha menerangi sekelilingnya. Jadilah orang yang bermanfaat untuk sekelilingmu,” ungkap Joko Susanto menjelaskan filosofi Jawa dianutnya.
3. Luber Tanpo Kebek
Istilah ini mengacu pada sebanyak apa pun harta maupun ilmu, termasuk paras fisik, jangan sampai terlihat.
