Puasa Sebentar Lagi! Simak Sejarah, Arti, dan Perintah Shaum di Bulan Ramadhan

Puasa Sebentar Lagi! Simak Sejarah, Arti, dan Perintah Shaum di Bulan Ramadhan
Ilustrasi - Golongan Orang yang Tak Wajib Puasa. (nu.or.id)

Sementara Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan: “Dinamakan bulan Ramadhan karena ia mengugurkan (membakar) dosa-dosa dengan amal saleh.”

Mengenai asal usul penamaan Ramadhan bermula dari penggunaan kalender Hijriyah pada Tahun 412 Masehi.

Ketika itu terjadi konvensi petinggi lintas suku dan kabilah bangsa Arab di Makkah pada masa Kilab bin Murrah (kakek Nabi Muhammad SAW ke-6). Mereka berkumpul untuk menentukan nama-nama bulan agar terjadi kesamaan, sehingga memudahkan mereka dalam urusan perdagangan.

Dari perkumpulan itu, muncullah 12 nama bulan yaitu: (1) Muharram (2) Shafar (3) Rabi’al-Awwal (4) Rabi’al-Tsani (5) Jumadal Ula (6) Jumadal Tsaniyah (7) Rajab (8) Sya’ban (9) Ramadhan (10) Syawwal (11) Dzulqa’dah (12) Dzulhijjah.

Pada awal dijalankannya ibadah puasa, umat Islam diwajibkan berpuasa sampai waktu magrib. Setelah berbuka mereka diperbolehkan makan, minum, dan melakukan hubungan suami-istri hingga melaksanakan salat Isya dan tidur.

Namun, setelah itu, mereka tidak makan dan minum hingga tiba saatnya berbuka. Saat itu umat belum mengetahui batas kapan dimulainya puasa dalam sehari. Ada seorang sahabat dari kalangan Anshar, Qais bin Shirmah Al Anshari.

Ketika tiba waktu berbuka, ia mendatangi sang istri, dan bertanya “apakah kamu punya sesuatu yang bisa dimakan?” Tidak ada makanan di rumah Qais. Sang istri kemudian berinisiatif untuk mencari sesuatu untuknya.

Namun, ketika istri tersebut pergi, Qais yang kelelahan karena bekerja dan menahan lapar seharian, ketiduran. Ketika terjaga, otomatis Qais mengira ia tidak diperbolehkan makan lagi. Ia mesti berpuasa hinga tiba waktu berbuka esok harinya.*** Muhamad Daffa Saputra

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News