HALOJABAR.COM – Siapa sih disini yang tidak pakai celana dalam, dalam aktivitas kesehariannya? Coba angkat tangan? Sepertinya tidak ada! Dan jika ada mungkin bukan disini orangnya hahah.
Celana dalam atau pakaian dalam adalah pakaian yang dikenakan di bawah pakaian lainnya, seringkali langsung bersentuhan dengan kulit.
Namun, apakah kalau tahu sejarah asal-usul celana dalam in? Penasaran? Langsung saja MARKISA! Mari, kita simak Bersama! Berikut sejarah celana dalam.
Baca Juga: Jarang Ada yang Tahu! Jenis dan Sejarah Celana Jeans, Outfit Kasual yang Universal
Sejarah Celana Dalam
Pada zaman dahulu, Celana Dalam atau CD bermula dari celana berbentuk cawat yang merupakan bentuk paling sederhana yang dipakai oleh manusia sejak 6000 tahun silam.
Bentuk yang paling utama dari cawat yakni hanyalah sebuah strip panjang dari bahan cawat yang melewati kedua belahan kaki dan diikat di sekitar pinggang.
Dalam kondisi cuaca panas, orang-orang tempo dulu hanya menggunakan cawat sehingga kurang efektif sebagai pakaian dalam.
Baca Juga: Sejarah Asal-Usul Jas di Dunia dan Indonesia, Pakaian Andalan untuk Acara Formal
Namun, pada musim dingin cawat justru yang membentuk dasar pakaian seseorang dan ditutupi oleh lapisan pakaian lainnya.
Dalam peradaban kuno, cawat adalah satu-satunya pakaian yang tersedia.
Kemudian sampai pada abad pertengahan, celana dalam milik pria di Barat menjadi longgar.
Cawat telah diganti dengan bahan yang mirip celana dan lebih longgar yang disebut braies.
Pemakainya memasukkan kedua kakinya ke dalam lingkaran kain dan diikat di bagian pinggang, dan bagian bagiannya terasa ketat di pertengahan betis.
Baca Juga: Mengungkap Sejarah Celemek, Ternyata Bukan Sekadar Perangkat Memasak
Braies ini biasa dipakai dan dilengkapi dengan flap yang dikancingkan atau ditutup erat bagian depan untuk memungkinkan pria bisa membuang air kecil.
