Antisipasi Sesar Lembang, Mitigasi Bencana Dibutuhkan untuk Hadapi Krisis Kepariwisataan

sesar lembang
Pengelola wisata harus menyiapkan mitigasi bencana yang bisa ditimbulkan karena faktor alam, non alam, atau faktor manusia agar ketika terjadi bencana tidak berimbas pada kolapsnya industri pariwisata. (Adi Haryanto/HALOJABAR.COM)

HALOJABAR.COM – Para pelaku usaha pariwisata di Kabupaten Bandung Barat (KBB), diimbau untuk mengantisipasi dampak bencana alam dengan mitigasi. Apalagi wilayah KBB masuk zona merah bencana alam seperti longsor dan banjir, termasuk ancaman gempa tektonik yang dipicu pergerakan sesar Lembang.

Sektor kepariwisataan tidak bisa dipisahkan dari kondisi alam dan cuaca. Terkadang cuaca ekstrem membuat akses menuju destinasi wisata atau bahkan di dalam destinasi wisata, terganggu akibat adanya bencana.

Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), Kabupaten Bandung Barat (KBB), David Oot, mengatakan untuk mencegah dan menanggulangi krisis kepariwisataan akibat bencana diperlukan Manajemen Krisis Kepariwisataan.

“Bencana baik karena faktor alam, non alam, maupun karena human eror, dapat menyebabkan gangguan terhadap ekosistem kepariwisataan yang telah terbangun di destinasi wisata. Itulah perlunya Manajemen Krisis Kepariwisataan,” ucapnya, Kamis 18 Januari 2024.

David menjelaskan, bencana alam dapat menyebabkan dampak fisik yang merusak keberadaan sarana dan prasarana destinasi pariwisata. Hal ini yang sering menyebabkan terjadinya banyak korban dan kerusakan bangunan karena ketidaksiagaan akibat terjadinya bencana yang tidak terduga.

BACA JUGA: Selain Sesar Lembang, Ini 8 Sesar Aktif di Jawa Barat yang Patut Diwaspadai

Kemudian bencana nom alam seperti pandemi COVID-19, yang terjadi pada tahun 2020 sehingga menyebabkan terjadinya bencana besar pada keberlangsungan pariwisata di Tanah Air. Berdasarkan data BPS tahun 2023, pada tahun 2020 terjadi penurunan jumlah wisman sebesar 75,03 persen dibanding tahun sebelumnya dan wisnus turun sebesar 27,36 persen.

Sementara bencana akibat perbuatan manusia terkait dengan kegiatan wisatawan ataupun masyarakat yang melayaninya. Untuk hal pertama banyak dilihat adanya kerusakan seperti grafiti pada situs peninggalan sejarah atau sumber daya alam lainnya. Hal itu bisa juga menyebabkan jumlah kunjungan wisatawan menurun.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News