BAPER! Gadis Israel Kena Stockholm Syndrome di Momen Pertukaran Sandera: Terhamas-hamas

BAPER! Gadis Israel Kena Stockholm Syndrome di Momen Pertukaran Sandera: Terhamas-hamas
BAPER! Gadis Israel Kena Stockholm Syndrome di Momen Pertukaran Sandera: Terhamas-hamas

Nils Bejerot, seorang kriminolog dan psikiater, menyelidiki peristiwa tersebut dan mencetuskan istilah Stockholm Syndrome untuk menggambarkan kedekatan yang ditunjukkan beberapa pegawai bank terhadap perampok bank.

Setelah dibebaskan, beberapa pegawai bank bahkan menolak memberikan kesaksian melawan perampok bank di pengadilan dan bahkan mengumpulkan uang untuk pembelaan mereka.

Teori lainnya menyebutkan bahwa situasi penawanan atau pelecehan akan berlangsung sangat emosional, dan korban mungkin mulai berbelas kasih kepada pelaku kekerasan ketika mereka menunjukkan kebaikan dari waktu ke waktu.

Selain itu, dengan bekerja sama dan tidak melawan pelaku kekerasan, korban dapat mempertahankan keselamatan mereka, dan jika tidak disakiti oleh pelaku kekerasan, korban merasa bersyukur dan bahkan memandang pelaku kekerasan sebagai orang yang manusiawi.

Mengutip WebMD, tidak semua orang yang berada dalam situasi penculikan dan penyanderaan mengalami stockholm syndrome.

Meski tak jelas penyebabnya, namun sindrom ini dianggap sebagai cara bertahan hidup. Seseorang mungkin menciptakan ikatan ini sebagai cara untuk mengatasi situasi ekstrem dan menakutkan.

Beberapa hal penting tampaknya meningkatkan kemungkinan terjadinya stockholm syndrome, di antaranya:

Berada dalam situasi yang penuh emosi untuk waktu yang lama
Berada di ruang bersama dengan penyandera dengan kondisi yang buruk (misalnya tidak cukup makanan, ruang yang secara fisik tidak nyaman)
Ketika sandera bergantung pada penyandera untuk kebutuhan dasar
Ketika ancaman terhadap nyawa tidak dilakukan (misalnya eksekusi palsu)
Ketika para sandera belum mengalami dehumanisasi

***

 

 

 

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News