HALOJABAR.COM – Bagi masyarakat Sunda, kata punteun tentu merupakan bahasa sehari-hari.
Biasanya ucapan itu diucapkan oleh siapa saja, oleh seseorang ketika ia lewat di hadapan orang lain, ketika menyuruh seseorang untuk mengambilkan sesuatu, atau ketika ia mengunjungi kediaman seseorang.
Meski begitu, tetapi kata punteun yang berarti ‘maaf’ atau ‘permisi’ mempunyai makna tersendiri. Tak hanya tersurat, tetapi juga makna yang tersirat ketika terucapkan.
Punteun-mangga, dalam Sunda sudah merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dipisahkan. Punteun itu merupakan sebuah kosakata yang memiliki arti luas dalam Bahasa Sunda.
Punteun bisa berarti meminta izin, menolak sebuah ajakan, pengantar untuk menanyakan sesuatu, dan melambangkan orang yang sopan.
Baca Juga: Cikaracak Ninggang Batu Laun-Laun Jadi Legok, Peribahasa Sunda yang Harus Ditanamkan bagi Generasi Muda
Berikan Kesan Hormat
Mengucapkan kata punteun saat melewati kerumunan orang, memberikan kesan hormat dan santun. Juga sikap menyapa saudara maupun tetangga di sekitar, meski tak mengenalnya.
Mungkin bagi orang pendatang atau orang baru yang berada di wilayah Sunda merupakan hal aneh, tetapi mempunyai dampak luar biasa ketika selalu diucapkan.
Sarat Makna
Dengan kata punteun, semua menjadi seperti keluarga, muncul rasa segan karena menghormati dan senyum balasan yang sopan.
Kehangatan pun lahir ketika orang mengucapkan kata punteun, menghidupkan keakraban.
Bukan sikap individualis, seperti orang-orang kota yang lupa cara bertetangga. Bukan pula sikap orang berego tinggi, yang menyapa dengan satu kata saja enggan.
Baca Juga: Makna dan Filosofi Reuneuh Mundingeun, Tradisi Sunda yang Dilakukan oleh Wanita Hamil
Menjadi Budaya
Punteun menjadi bagian budaya yang luar biasa. Miliki kata yang singkat dan sederhana, tetapi sangat sarat makna. Yang tak sekadar melestarikan budaya, melainkan mengandung nilai untuk menghargai dan menghormati sesama.
