Ini 3 Perbedaan Psikolog dan Psikiater, Jangan Salah Lagi ya!

Ketika mencari bantuan untuk masalah kesehatan mental, seringkali kita akan mendengar tentang dua profesi yang sering disebut: psikiater dan psikolog. Meskipun kedua profesi ini berhubungan dengan kesehatan mental, sebenarnya ada perbedaan penting antara keduanya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perbedaan antara psikiater dan psikolog yang wajib diketahui.
Pixabay

HALOJABAR.COM – Ketika mencari bantuan untuk masalah kesehatan mental, seringkali kita akan mendengar tentang dua profesi yang sering disebut: psikiater dan psikolog. Meskipun kedua profesi ini berhubungan dengan kesehatan mental, sebenarnya ada perbedaan penting antara keduanya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perbedaan antara psikiater dan psikolog yang wajib diketahui.

1. Pendidikan dan Pelatihan

Perbedaan pertama antara psikiater dan psikolog terletak pada pendidikan dan pelatihan yang mereka jalani. Psikiater adalah seorang dokter yang telah menyelesaikan program pendidikan medis dan mendapatkan gelar dokter (M.D.) atau dokter gigi (D.O.).

Setelah itu, mereka melanjutkan spesialisasi dalam bidang psikiatri selama beberapa tahun. Sebagai dokter, mereka memiliki pengetahuan yang mendalam tentang anatomi tubuh, biokimia, dan penggunaan obat-obatan dalam pengobatan.

Di sisi lain, psikolog merupakan profesional yang telah menyelesaikan gelar sarjana (S.Psi. atau B.A.) dalam psikologi dan kemudian melanjutkan studi pascasarjana untuk mendapatkan gelar master (M.Psi.) atau doktor (Ph.D. atau Psy.D.) dalam bidang psikologi. Mereka mendapatkan pelatihan dalam evaluasi, diagnosis, dan terapi psikologis, dengan penekanan pada pemahaman tentang perilaku manusia, proses kognitif, dan interaksi sosial.

2. Pendekatan Pengobatan

Perbedaan yang signifikan antara psikiater dan psikolog adalah pendekatan pengobatan yang mereka gunakan. Psikiater memiliki kemampuan untuk melakukan evaluasi medis dan mempertimbangkan aspek biologis serta psikologis dalam pengobatan. Mereka dapat meresepkan obat-obatan psikotropika, seperti antidepresan, antipsikotik, atau obat penenang, untuk mengelola kondisi mental.

Di sisi lain, psikolog cenderung fokus pada terapi psikologis yang melibatkan konseling, psikoterapi, atau intervensi non-farmakologis lainnya. Mereka bekerja dengan klien untuk memahami dan mengatasi masalah emosional, mental, atau perilaku dengan menggunakan pendekatan terapeutik yang sesuai, seperti terapi kognitif perilaku, terapi psikodinamik, atau terapi keluarga.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News