HALOJABAR.COM– Sate maranggi merupakan makanan asli Sunda di Indonesia yang umum ditemukan di daerah Jawa Barat, khususnya Purwakarta. Sate maranggi merupakan makanan khas Sunda.
Adapun Istilah maranggi sendiri dalam bahasa Sunda merupakan istilah petukangan, yakni “seorang ahli pembuat sarung keris”.
Sate Maranggi juga ada beberapa jenis tergantung dengan daerahnya, dan salah satu sate maranggi yang cukup populer adalah khas Purwakarta dan Cianjur.
Lalu, sate maranggi dan sate pada umumnya dapat dibedakan dari cara penyajian dan bahan yang digunakannya.
Sate Maranggi Paling Populer
Sate Maranggi asal mana? Purwakarta dan Cianjur adalah dua tempat di Jawa Barat yang menjadikan kuliner ini sebagai ciri khas daerahnya, meskipun terdapat sedikit perbedaan di antara keduanya.
Oleh karena itu, apabila kamu sedang berkunjung ke Jawa Barat, Sate Maranggi menjadi salah satu jenis kuliner yang sebaiknya tidak kamu lewatkan. Nama hidangan ini berasal dari bahasa Sunda.
Kata “Maranggi” memiliki filosofi yang dikenal sebagai “Tiga Daging Setusuk” atau “Tri Tangtu” dalam bahasa Sunda. Filosofi ini melambangkan tekad, ucap, dan tindakan, mengandung makna yang mendalam dalam budaya Sunda.
Ada beberapa versi asal-usul kata “Maranggi” dalam konteks Sate Maranggi. Salah satunya menyebutkan bahwa “Maranggi” merupakan nama seorang pengrajin keris yang tinggal di tanah Sunda.
Namun, sumber lain mengatakan bahwa “Maranggi” adalah panggilan seorang penjual sate yang berasal dari Jawa Tengah. Penjual sate ini dulu tinggal di Cianting dan menjual sate yang cukup populer di tahun 60-an.
Agar lebih mudah dalam pengucapannya, orang-orang kemudian memanggilnya Maranggi.
Perbedaan Sate Maranggi dan Sate pada Umumnya
Sate Maranggi biasanya terhidang bersama kecap dan juga sambal tomat serta acar. Namun ciri khas Sate Maranggi Cianjur adalah disajikan dengan sambal oncom dan ketan bakar.
