Selain Sesar Lembang, Ini 8 Sesar Aktif di Jawa Barat yang Patut Diwaspadai

sesar aktif di jawa barat
Peta Sesar Aktif di Jawa Barat termasuk Sesar Garsela. (Kajian Seismisitas Bulanan Stasiun Geofisika Kelas I Bandung April 2022)

Sesar besar ini merentang dari Serang di barat sampai Surabaya di timur, membujur sepanjang Pantura Jawa. Melewati aneka kota penting meliputi Jakarta, Subang, Cirebon, Semarang, Purwodadi (Grobogan) dan Surabaya.

BACA JUGA: Mengenal Apa Itu Sesar Cileunyi-Tanjungsari yang Memicu Gempa di Sumedang

3. Sesar Cimandiri

Sesar Cimandiri adalah sesar aktif sepanjang kurang lebih 100 km yang membujur dari Teluk Pelabuhan Ratu sampai sekitar Padalarang.

Sesar ini merupakan sesar paling tua dan membentang dari muara Sungai Cimandiri di Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, kemudian mengarah ke timur laut melewati Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Subang.

Secara keseluruhan, jalur Sesar Cimandiri berarah timur laut – barat daya dengan jenis sesar mendatar hingga oblique (miring).

Aktivitas Cimandiri diketahui menjadi penyebab Gempa Cianjur berkekuatan 5.6 SR pada hari Senin, 21 November 2022.

4. Sesar Lembang

Sesar Lembang adalah sesar aktif sepanjang 30 km di utara Kota Bandung yang memanjang dari barat ke timur, yang merupakan terusan dari ujung utara Sesar Cimandiri.

Sesar Lembang teridentifikasi sebagai berjenis sesar mendatar (strike slip) dengan sedikit ada komponen vertikal.

Gawir Sesar Lembang dapat diamati dengan baik di daerah Cibodas, yaitu sekitar 3 km ke arah timur dari Maribaya.

BMKG mulai memantau Sesar Lembang sejak 1 Januari 1963 dengan mulai memasang dan mengoperasikan Seismograf WWSSN (World Wide Standardized Seismograph Network) pertama kali di Lembang.

Aktivitas Sesar Lembang diketahui menjadi penyebab gempa magnitudo 3,3 dengan kedalaman yang sangat dangkal hingga mengakibatkan dampak signifikan, yaitu merusak 384 rumah warga di Kampung Muril, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

Gempa dirasakan juga pernah terjadi pada 14 dan 18 Mei 2017 dengan magnitudo 2,8 dan 2,9 yang dampaknya dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI tetapi tidak menimbulkan kerusakan.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News