Peringati Tragedi TPA Leuwigajah, Ini Harapan Warga Adat Cireundeu kepada Pemerintah

Tragedi TPA Leuwigajah
Warga Cireundeu di Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, menggelar peringatan tragedi TPA Leuwigajah, untuk mengingatkan kepada generasi saat ini akan tragedi yang menewaskan 157 orang tersebut, Rabu 21 Februari 2024. (Adi Haryanto/HALOJABAR.COM)

HALOJABAR.COM – Warga Kampung Adat Cireundeu di Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, menggelar peringatan tragedi TPA Leuwigajah, Rabu 21 Februari 2024.

Pada tragedi yang terjadi pada tahun 2005 itu menyebabkan sebanyak 157 warga menjadi korban meninggal dunia akibat tertimbun longsoran sampah setinggi 60 meter lebih. Longsoran sampah terjadi akibat akumulasi gas metan di dalam timbunan sampah.

Ais Pangampih Kampung Adat Cireundeu, Abah Widiya mengatakan peringatan tragedi bencana di TPA Leuwigajah untuk mengingatkan agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi. Salah satunya melalui pengelolaan dan pengolahan sampah yang baik.

BACA JUGA: Soal Sampah, Gubernur Ridwan Kamil Siap Perluas TPA Sarimukti

“Ini untuk mengingatkan dan memberi pesan moral untuk sejumlah pihak agar tak sembarangan mengelola sampah. Jika konsepnya salah dalam menangani sampah bisa jadi bencana,” ucapnya.

Dikatakannya, tata kelola sampah di Cekungan Bandung belum ada perkembangan signifikan sejak terjadi tragedi TPA Leuwigajah 19 tahun lalu. Pemerintah masih memegang konsep mengangkut, membuang, dan menimbun.

Seperti yang dilakukan di TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Sehingga tidak mengherankan jika banyak masalah yang terjadi, seperti kebakaran di TPA Sarimukti hingga timbulnya limbah air lindi ke permukiman.

Pihaknya juga menolak wacana mengembalikan kawasan belas TPA Leuwigajah menjadi TPA. Pasalnya warga Kampung Cireundeu tidak ingin tragedi menyedihkan kembali terulang. Apalagi berkat upaya penghijauan secara swadaya, mata air di TPA Leuwigajah mulai muncul kembali.

BACA JUGA: Kampung Adat Cireundeu, Warisan Kabuyutan Ciamis yang Hidup di Tengah Tantangan Modernisasi

“Di sini ada mata air yang sekarang airnya sudah bersih dan ada kehidupan ikan-ikan kecil. Artinya upaya penghijauan telah berhasil,” tuturnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, daripada dipakai jadi TPA, warga berharap pemerintah memakai lahan untuk agrowisata atau sentra lumbung pangan. Pilihan itu sangat ramah lingkungan dan cocok dengan mata pencaharian sehari-hari masyarakat di Cireundeu dan tidak mengotori lingkungan.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News