HALOJABAR.COM – Angka presentase balita stunting Bandung Barat mencapai 27,3% dan menempati urutan ketiga tertinggi di Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut mengacu kepada Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tahun 2022.
Mengacu kepada angka prevalansi tersebut, maka jika terdapat 100 orang populasi balita di KBB, sebanyak 27 di antaranya menderita stunting. Angka itu hanya terpaut tipis dari dua kabupaten lain yakni Sukabumi dengan presentase 27,5% dan Kabupaten Sumedang diurutkan teratas dengan prevalensi 27,6%.
Pj Bupati Bandung Barat Arsan Latif mengatakan tengah melakukan berupaya untuk menuntaskan masalah stunting di KBB. Melalui berbagai intervensi oleh pemerintah daerah, dirinya berharap prevalensi balita stunting turun signifikan pada 2024.
BACA JUGA: Pemkot Bandung Optimis Turunkan Angka Stunting
“Berbagai upaya kami lakukan agar stunting di KBB semakin menurun di tahun 2024,” ucapnya kepada wartawan saat ditemui di Padalarang, Kamis 28 Desember 2023.
Arsan menilai dalam penanganan stunting, perlu peran serta masyarakat dan Puskemas agar bisa komprehensif. Mereka bisa menjangkau langsung ke sasaran stunting baik edukasi atau pun penanganan, karena yang berhubungan langsung dengan masyarakat.
Seperti melalui program sosialisasi dari para tenaga medis. Petugas di Puskemas juga punya peran penting karena banyak indikator yang harus dilakukan untuk mencegah stunting. Mulai dari ibu anak, hingga bayi sesudah dilahirkan.
BACA JUGA: Pj Bupati Arsan Latif Ingin Penanganan Stunting di KBB Tepat Sasaran
“Intervensi yang dilakukan bisa melalui sosialisasi, penyuluhan, pemberian makanan bergizi, hingga pemberian vitamin,” tuturnya.
Dirinya berjanji bakal mengalokasikan anggaran secara optimal untuk penuntasan stunting di KBB. Sehingga, intervensi kegagalan pertumbuhan balita ini bisa lebih gencar dan hasilnya bisa tumbuh generasi-generasi muda yang sehat.
