Ragam  

Sejarah Canva, Aplikasi Desain Grafis yang Kini Populer di Dunia

HALOJABAR.COM-Canva merupakan aplikasi desain grafis Yang didirikan di Sydney, Australia. Pendirinya adalah Melanie Perkins, Cliff Obrecht dan Cameron Adams pada 1 Januari 2012.

Aplikasi Canva hadir untuk membuat grafis media sosial, presentasi, poster, dokumen dan kontek visual lainnya.

Pada tahun pertama perilisannya, diketahui Canva tercatat memiliki pengguna hingga mencapai 750,000 orang.

Kini membuat desain poster, pamflet, dan postingan sosial media tak harus menguasai software desain seperti Photoshop atau Coreldraw.

Hanya cukup dengan koneksi internet dan HP sudah bisa mendapatkan desain yang dibutuhkan.

Canva terdiri dari dua jenis layanan: gratis dan berbayar. Pada layanan berbayar, aplikasi ini menyediakan Canva Pro dan Canva for Enterprise. Selain itu, pengguna juga bisa membayar produk secara fisik untuk dicetak dan dikirimkan.

Selanjutnya selama tahun 2016-2017, pendapatan Canva meningkat dari A$6.8 juta menjadi A$23.5 juta, dengan kerugian yang mencapai A$3.3 juta.

Pada 2017, perusahaan meraih keuntungan dengan jumlah pelanggan berbayar mencapai 294.000 orang.

Pihak Canva mengumumkan perusahaannya meraih A$40 juta dari Sequoia Capital, Blackbird Ventures dan Felicis Ventures. Setelah itu, nilai valuasi perusahaan menjadi sebesar 1 miliar dolar Amerika.

Namun pada tahun 2019 Canva mengalami pelanggaran keamanan, yang menyebabkan 139 juta data penggunanya diretas. seperti nama asli pengguna, nama pengguna, alamat, informasi geografi hingga kata kunci bagi beberapa pengguna.

Berlanjut perusahaan meresmikan Canva for Education, sebuah produk gratis yang ditujukan untuk sekolah dan institusi pendidikan pada 2019.

Tidak berhenti disitu Canva berhasil akuisisi terhadap Pixabay dan Pexels, dua situs fotografi gratis berbasis di Jerman, yang memungkinkan pengguna Canva untuk bisa mengakses foto-foto mereka dalam membuat desain.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News