HALOJABAR.COM – Selain agama yang dijadikan pandangan hidup, orang Sunda juga mempunyai filosofi hidup yang diwariskan oleh nenek moyangnya.
Filsofi Sunda tersebut tidak bertentangan dengan agama yang dianutnya karena secara tersurat dan tersirat dikandung juga dalam ajaran agamanya, khususnya ajaran agama Islam.
Melansir dari situs resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Silih asah, silih asih, silih asuh satu istilah yang lahir dari kearifan masyarakat sunda, dan tidak asing bagi masyarakat Sunda karena telah menjadi falsafah hidupnya.
Istilah ini memiliki arti, yakni saling mencintai, memberi nasihat dan mengayomi.
Baca Juga: 5 Filosofi Sunda yang Dapat Dijadikan Landasan Hidup, Junjung Kasih Sayang dan Saling Menghormati
Tak hanya itu, masyarakat Sunda juga masih mempunyai sejumlah filosofi yang memiliki arti bagi kehidupan.
Terlebih, berbagai filosofi sunda ini harus diterapkan pada generasi anak muda sekarang.
Anak muda zaman sekarang banyak yang kurang bertanggung jawab, terlebih saat menghadapi masalah.
Untuk itu, generasi muda sekarang harus menerapkan beberapa filosofi Sunda berikut agar lebih bertanggung jawab dalam menghadapi masalah.
Baca Juga: Peribahasa Buruk-Buruk Papan Jati, Pandangan Hidup Orang Sunda tentang Persaudaraan
Filosofi Sunda untuk Memecahkan Suatu Masalah
1. Hade goreng ku basa
Hade goreng ku basa yang artinya baik atau buruk bisa disampaikan dengan komunikasi dalam menyelesaikan permasalahan.
2. Silih asih, silih asuh, silih asah, silih wawangi
Filosofi kedua, silih asih, silih asuh, silih asah, silih wawangi.
Artinya seseorang harus memahami perasaan orang lain dalam menyelesaikan masalah.
Baca Juga: Banyak Keunikan, Yuk Mengenal 5 Etos Budaya Sunda dan Filosofi Hidup ‘Soméah Hade ka Sémah’
3. Batu turun keusik naek
Filosofi ketiga, ‘batu turun keusik naek’ atau yang berarti batu turun pasir naik.
