Ragam  

5 Filosofi Sunda untuk Mempererat Hubungan antar Sesama

filosofi pepetah sunda
Budaya Sunda memegang erat filosofi yang menjungjung kasih sayang dan saling menghormati terhadap sesama manusia. (Foto: Pixabay)

HALOJABAR.COM – Selain agama yang dijadikan pandangan hidup, orang Sunda juga mempunyai filosofi hidup yang diwariskan oleh nenek moyangnya.

Filsofi Sunda tersebut tidak bertentangan dengan agama yang dianutnya karena secara tersurat dan tersirat dikandung juga dalam ajaran agamanya, khususnya ajaran agama Islam.

Budaya Sunda memegang erat filosofi yang menjungjung kasih sayang dan saling menghormati terhadap sesama manusia.

Filosofi tersebut dianggap mampu menyelamatkan mereka dimanapun mereka berada.

Maka tak heran, jika kita bertemu orang yang berasal dari suku Sunda memiliki perwatakan yang lemah lembut dan suka menolong.

Baca Juga: 4 Filosofi Sunda bagi Generasi Muda saat Menghadapi Masalah

Oleh sebab itu, hubungan antara manusia dengan sesama manusia dalam masyarakat Sunda pada dasarnya harus dilandasi oleh sikap“silih asih, silih asah, dan silih asuh”.

Istilah tersebut berarti harus saling mengasihi, saling mengasah atau mengajari, dan saling mengasuh sehingga tercipta suasana kehidupan masyarakat yang diwarnai keakraban, kerukunan, kedamaian, ketentraman, dan kekeluargaan.

Maka daripada itu, masyarakat Sunda harus menjungjung tinggi filosofi sunda yang berkaitan dengan hubungan antara sesama manusia, berikut di antaranya:

Baca Juga: 5 Filosofi Sunda yang Dapat Dijadikan Landasan Hidup, Junjung Kasih Sayang dan Saling Menghormati

Filosofi Sunda untuk Mempererat Hubungan antar Manusia

1. Kawas gula eujeung peueut

Artinya hidup harus rukun saling menyayangi, tidak pernah berselisih.

2. Mulah marebutkeun balung tanpa eusi

Artinya jangan memperebutkan perkara yang tidak ada gunanya.

3. Mulah ngaliarkeun taleus ateul

Artinya jangan menyebarkan perkara yang dapat menimbulkan keburukan atau keresahan.

Baca Juga: Filosofi dan Makna Punteun dalam Bahasa Sunda, Kata Perlambang Kesopanan

4. Mulah nyolok panon buncelik

Artinya jangan berbuat sesuatu di hadapan orang lain dengan maksud mempermalukan.

5. Buruk-buruk papan jati

Artinya berapapun besar kesalahan saudara atau sahabat, mereka tetap saudara kita, orang tua tentu dapat mengampuninya.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News