HALOJABAR.COM – Buruh kembali memadati Gedung Sate, Kota Bandung, pada Rabu 29 November. Hal ini terkait tuntutan kenaikan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di Jawa Barat sebesar 15 persen.
Dari pantauan HALOJABAR.COM, di hari kedua buruh mulai memadati Gedung Sate sejak siang hari. Satu persatu rombongan buruh melakukan longmarch dari daerah masing-masing hingga ke lokasi demonstrasi.
Aksi buruh ini dilakukan jelang pengumuman penetapan UMK oleh Pemprov Jabar. Penjabat Pj Gubernur Jawa Barat sempat mengatakan jika penetapan UMK akan dilakukan pada Kamis, 30 November 2023 besok.
Sementara itu ketua KSPSI Jabar Roy Jinto mengonfirmasi, ada puluhan ribu buruh yang akan mengepung Gedunt Sate di aksi demonstrasi hari ini. Roy menegaskan, aksi ini dilakukan untuk menekan Pemprov Jabar agar mengabulkan keinginan buruh tentang penetapan UMK.
“Aksi hari ini kita lakukan di luar daripada kebiasaan ngumpulin masa di Gedung Sate, tetapi kita mencoba mengupayakan memberikan tekanan kepada pemerintah khususnya Pj Gubernur, dalam menetapkan upah minimum,” kata Roy kepada awak media.
BACA JUGA: Aksi Konvoi Buruh Dikeluhkan, Pengguna Jalan di Padalarang Terjebak Kemacetan Panjang
Kemudian ia mengakui, buruh telah mendapat bocoran terkait besaran UMK yang diusulkan oleh Pemprov Jabar. Besaran upah minimum itu kata dia jauh di bawah angka yang sebelumnya diusulkan oleh bupati/wali kota di Jabar.
“Hasil rapat dewan pengupahan provinsi kemarin sampai malam itu Pemerintah Jawa Barat mengusulkan kenaikan upah minimum rata-rata Rp13.000, Rp14.000, Rp17.000, Rp18.000 kemudian Rp23.000 dan ada yang Rp36.000,” jelasnya.
Besaran tersebut menurut Roy membuat buruh di Jabar marah dan melampiaskan emosi dengan melakukan aksi mogok massal dan longmarch dengan tujuan mendatangi Gedung Sate dan menuntut bertemu Pj Gubernur Jabar.
