Mengenal Penyakit Demam Berdarah dari Gejala, Penyebab Hingga Pencegahan

Mengenal Penyakit Demam Berdarah
Ilustrasi Penyakit Demam Berdarah. (Pixabay)

HALOJABAR.COM – Demam berdarah adalah penyakit virus yang dibawa oleh nyamuk, yang terjadi di daerah tropis dan subtropis.

Orang yang terinfeksi virus ini untuk kedua kalinya memiliki risiko yang jauh lebih besar terserang penyakit parah.

Di Indonesia sendiri , menurut data dari Kementerian Kesehatan (tahun 2013), tercatat 103.649 kasus demam berdarah, dengan angka kematian mencapai 754 orang. Kebanyakan kasus tersebut terjadi akibat komplikasi yang menyebabkan kerusakan organ, seperti hati, jantung dan paru.

Untung lebih jauhnya mari kita mengenal gejala, penyebab sehingga pencegahannya agar kita sedia payung sebelum hujan. Langsung saja kalau begitu MARKISA! Mari ,kita simak bersama! Berikut Gejala, penyebab hingga pencegahan demam berdarah.

Baca Juga: Mengenal Inovasi Wolbachia untuk Mengatasi Lonjakan Kasus Demam Berdarah

Gejala Demam Berdarah

Gejala fase awal ini tergantung pada usia pasien, berikut beberapa gejala dari Demam Berdarah Dengue:

  • Demam tinggi mendadak
  • Sakit kepala parah
  • Nafsu makan berkurang,
  • Nyeri otot dan sendi yang parah
  • Ruam kulit
  • Kasus DBD ditandai dengan empat manifestasi klinis utama yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik, dan seringkali hepatomegali dan kegagalan sirkulasi.

Baca Juga: Suka Bikin Kesal, Ternyata Ini Alasan Nyamuk Sering Terbang ke Telinga Kita

Penyebab Demam Berdarah

Penyebab DBD yang paling utama adalah nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes akan berkembangbiak pada air yang tergenang dan tidak beralaskan tanah. Aedes dapat bertelur sebanyak 100-200 telur setiap kali bertelur. Perkembangan telur hingga menjadi nyamuk Aedes dewasa membutuhkan waktu 7-10 hari.

Penting untuk melakukan pengendalian penyebab ternyadinya DBD karena berperan sebagai media transmisi penyakit DBD yang menghantarkan virus dengue ke tubuh manusia. Apabila jumlah nyamuk Aedes sebagai penyebab DBD ditekan, maka jumlah media transmisi DBD menjadi minimal dan diharapkan adalah penurunan jumlah kejadian DBD.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News