Mengenal Sejarah Kereta Api di Indonesia dari Masa Ke Masa

cara ubah jadwal kereta api online
Ilustrasi - kereta api (Ig@fathur_transportasi)

Proses pembangunan rute kereta api untuk daerah ini sudah dimulai dua tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 1923. Kereta api dengan tenaga listrik ini mendapatkan julukan Djokotop dan Si Bon-bon. Masa ini menjadi tonggak sejarah transportasi massal modern di Asia yang menerapkan sistem modern dan terus dikembangkan.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Hotel Dekat Stasiun Bandung, Cocok bagi yang Traveling Pakai Kereta

Tahun 1942

Pada tahun 1942 Belanda menyerah tanpa syarat ke Jepang dan hal ini berdampak terhadap sejarah kereta api Indonesia. Kereta api Indonesia diambil oleh Jepang dan mengalami perubahan nama menjadi Rikuyu Sokyoku atau yang juga dikenal dengan nama Dinas Kereta Api dan pada masa ini kereta api lebih banyak difungsikan untuk keperluan perang.

Pada masa ini Jepang juga melakukan pembangunan jalur kereta api, yaitu jalur Saketi – Bayah dan jalur Muaro – Pekanbaru yang difungsikan untuk jalur mengangkut hasil tambang batu bara. Hasil tambang batu bara ini akan difungsikan sebagai penggerak mesin perang. Jepang juga melakukan pembongkaran rel kereta api sepanjang 473 km untuk dibawa ke Burma.

Tahun 1945

Pada tahun 1945, Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan melakukan pengambilalihan kereta api Indonesia. Puncak pengambil alihan kereta api Indonesia ini adalah pada tahun 1945, tepatnya di Bandung, yaitu pada tanggal 28 September 1945 sekaligus diperingati sebagai hari kereta api Indonesia setiap tahunnya.

Baca Juga: Daftar Nama dan Alamat Stasiun Kereta Api di Kota Bandung

Tahun 1946

Pada tahun 1946, Belanda kembali ke Indonesia dan mengambil alih kereta api Indonesia dengan mengganti namanya menjadi Staatsspoorwegen yang menjadi gabungan antara SS dan seluruh kereta api swasta yang ada di Indonesia kecuali DSM. Sehingga pada tahun itu, kereta api Indonesia kembali jatuh ke tangan Belanda.

Tahun 1949

Pada tahun 1949 berlangsung KMB atau konferensi meja bundar yang salah satu isinya adalah pengambilalihan aset-aset Belanda yang ada di Indonesia termasuk perusahaan kereta api. Pengambilalihan ini dengan menggabungkan antara DKARI dan SS/VS menjadi Djawatan Kereta api Indonesia pada tahun 1950.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News