Perjalanan Penunjukkan Bey Machmudin Sebagai Pj Gubernur Jabar

pj bupati garut
Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin melantik Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin di Gedung Sate, Kota Bandung. (Humas Jabar)

HALOJABAR.COM- Baru-baru ini, nama Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar), Bey Triadi Machmudin ramai dibicarakan oleh masyarakat.

Pasalnya, nama Bey Machmudin disebut dalam film dokumenter berjudul “Dirty Vote” yang diunggah oleh kanal youtube Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Indonesia, Minggu 11 Februari 2024, kemarin.

Baca Juga: Begini Reaksi Bey Machmudin Usai Namanya Disebut dalam Film Dirty Vote

Dalam film tersebut, Bey sendiri dituding dipilih oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo sebagai Pj Gubernur Jabar, untuk mengamankan salah satu pasangan calon (paslon) capres pada Pemilu 2024.

Selain itu, dalam film tersebut menjelaskan jika Bey sempat menjabat sebagai Kepala Biro Kesekretariatan presiden tahun 2016 dan Deputi Kesekretariatan tahun 2021, lalu.

Lantas, bagaimana perjalanan penunjukkan Bey Machmudin sebagai Pj Gubernur Jabar? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

1. Pelantikan Bey Machmudin menjadi Pj Gubernur Jabar

Pada masa kepemimpinan Ridwan Kamil – UU Ruzhanul Ulum habis (5 September 2023), Bey Machmudin resmi dilantik sebagai pengganti Pj Gubernur Jabar. Hal tersebut berdasarkan kepada Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 74/P tentang Pengangkatan Penjabat (Pj) Gubernur.

Dalam Keppres tersebut menjelaskan bahwa penjabat akan bertugas sebagai gubernur paling lama satu tahun. Hal tersebut terhitung dari sejak pelantikan pada tanggal 5 September 2023.

Sebelum dilantik, Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Jawa Barat melakukan pembahasan terkait hal tersebut bersama fraksi-fraksi. Setiap fraksi lalu mengusulkan satu nama ke Kementrian Dalam Negeri (Kemndagri) yang nantinya akan direkomendasikan dan dipilih oleh Presiden Jokowi.

Pembahasan tersebut dilakukan pada awal bulan Agustus 2023, lalu. Dalam pembahasan tersebut, bermunculan banyak nama untuk menggantikan posisi yang ditinggalkan Ridwan Kamil.

Diantaranya adalah Komjen Pol. (Purn) Rudy Sufahriadi alis Rudi Gajah hingga Bey Triadi Machmudin.

2. DPRD Jabar Menetapkan Tiga Nama

Setelah melakukan pembahasan dengan fraksi, akhirnya secara resmi DPRD Jawa Barat menetapkan tiga nama calon Pj Gubernur, sebagai pengganti Ridwan Kamil. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Jabar, Achmad Ru’yat.

“Dari hasil usulan itu tadi, dengan berbagai pertimbangan terpilih tiga nama, pertama Prof Asep N Mulyana, Prof Keri Lestari, dan Bey Triadi Machmudin. DPRD akan melayangkan surat dengan tiga nama ini,” ujar Achmad usai rapat pimpinan di Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung, Rabu 2 Agustus 2023, sore, kepada wartawan.

Selain Bey Mahcmudin, DPRD Jabar menetapkan dua nama lain untuk menjadi calon Pj Gubernur, pengganti Ridwan Kamil. Nama yang pertama adalah Prof. Asep N Mulyana. Sebelum menjadi Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan (Dirjen PP) di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Asep sendiri merupakan mantan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jabar.

Lalu satu nama lain adalah Prof. Keri Lestari. Keri sendiri merupakan Guru Besar Bidang Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Padjadjaran (Unpad). Ketiga nama tersebut muncul, berdasarkan usulan dari setiap fraksi yang ada di DPRD Jabar.

Wakil Ketua DPRD Jabar saat itu, Ineu Purwadewi Sundari mengatakan jika ketiga nama yang muncul tersebut berdasarkan kriteria.

“Kami tentukan berdasarkan mekanisme yang harus dilalui, sesuai dengan amanat dari Permendagri Nomor 4 Tahun 2023 tentang merekomendasikan tiga nama dari DPRD,” ujar Ineu saat dikonfirmasi, Kamis 3 Agustus 2023, lalu, kepad wartawan.

Ineu sempat disinggung soal fraksi Partai Demokrat yang mengusulkan nama Prof. Keri Lestari. Menanggapi hal tersebut, Ineu menjelaskan jika tiga nama ini telah ditetapkan dalam rapat pimpinan.

Dengan kata lain, tiga nama yang diusulkan oleh DPRD Jabar ini, tidak hanya dari fraksi yang ada saja.

“Pj Gubernur adalah usulan dari DPRD dengan maksimal tiga nama, kemudian dari Kemendagri tiga nama. Walaupun nanti keluar nama-nama cukup banyak, tapi yang disampaikan kepada presiden itu tiga nama,” ungkapnya.

Selain itu, Ineu menambahkan jika pihak DPRD Jabar mengusulkan tiga nama ini hanya untuk memenuhi surat edaran dari Kemendagri. Ia menjelaskan jika keputusan akhir siapa yang akan menjadi pengganti Ridwan Kamil, itu ada di Presiden Jokowi.

“Apakah yang diusulkan ini sudah pasti direkomendasikan, kita juga tidak tahu, karena nanti keputusan akhir dan pengangkatannya oleh presiden,” katanya.

Sementara itu, Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan Unpad, Prof. Muradi mengatakan jika dari ketig nama ini, nantinya akan ada satu nama yang usulannya sama dengan Kemendagri.

“Mungkin hanya salah satu (yang sama), kalau gak Pak Asep ya Pak Bey, salah satu dari itu. Kan Kemendagri juga akan menampung aspirasi, dari situ tim penilai akhir itu ya dilihat bagaimana. Jadi dari tiga ini akan ada satu nama yang mirip di Kemendagri,” ujar Muradi saat dikonfirmasi oleh wartawan, Kamis 3 Agustus 2023, lalu.

Muradi menjelaskan jika dari dua nama tersebut, mengerucut kepada satu nama yakni, Asep Nana Mulyana. Pasalnya, ia menambahkan jika Bey sendiri saat itu tengah menjabat di Sekretariat Presiden.

“Kenapa gak Pak Bey, karena dia orang yang sama dengan Pj Gubernur DKI Heru Budi (dari Sekretariat Presiden), gak mungkin dua duanya diambil, nanti kosong di Istana. Jadi mungkin Pak Asep, dia APH pernah di Jabar, punya akses nasional, dia jauh lebih punya power,” katanya.

3. Bey Machmudin Dilantik sebagai Pj Gubernur Jabar oleh Presiden Jokowi

Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya Presiden Jokowi secara resmi melantik Bey Machmudin sebagai Pj Gubernur Jabar. Bey sendiri dilantik oleh Jokowi pada tanggal 5 September 2023, bersama dengan beberapa Pj Gubernur yang lain, di Kantor Kemendagri.

Usai pelantikan, digelar acara serah terima jabatan antara Bey Machmudin dan Ridwan Kamil, di Gedung Sate. Bey mengatakan jika dirinya akan memastikan pelaksanaan Pemilu 2024 bakal berlangsung secara aman, damai dan lancar.

“Yang pertama harus memastikan bahwa pemilu aman, damai, dan lancar baik legislatif maupun Pilpres dan Pilkada Serentak. Saya harus menjamin ASN, Kepolisian, TNI netral,” kata Bey usai dilantik.

Walaupun orang istana, Bey sendiri beberapa kali secara tegas mengatakan jika dirinya akan bersifat netral dalam Pemilu 2024. Pernyataan tersebut juga sekaligus menjadi jawaban dirinya atas tudingan dari film Dirty Vote.

“Kami selaku ASN TNI Polri tidak mungkin berkomentar karena kami netral. Terkait saya ada di situ memang betul saya dari Presiden, tapi saya netral sejak awal dan tidak pernah berpihak,” kata dia ketika ditemui di depan Gedung Sate, Kota Bandung, pada Senin 12 Februari 2024.

Baca Juga: Trending di Media Sosial, Netizen Berikan Beragam Komentar Mengenai Film Dirty Vote

Bey pun menepis tudingan terhadap dirinya, mengenai keberpihakan dalam memenangkan salah satu paslon di Pemilu 2024. Bahkan secara tegas ia mengatakan jika kepada pihak yang menuding dirinya untuk memberikan bukti konkret.

“Silahkan lihat teman-teman kapan saya berpihak, saya netral dari awal. Saya netral dari awal, silahkan tunjukkan kalau saya tidak netral,” tegasnya.***

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News