HALOJABAR.COM – Epilepsi atau ayan adalah penyakit yang sering kali menyerang secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan komplikasi berupa kerusakan otak.
Parahnya lagi, dapat berujung pada kematian jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat segera.
Itulah sebabnya, baik pasien itu sendiri, keluarga, maupun pengasuh harus mengikuti pengobatan dan perawatan yang diarahkan dokter.
Yuk, bahas penanganan pasien epilepsi sekaligus pertolongan pertama yang bisa Anda lakukan saat melihat pasien kumat, pada ulasan berikut ini.
Guna mencegah terjadinya komplikasi yang membahayakan jiwa, pasien yang menunjukkan gejala epilepsi akan diminta untuk mendatangi rumah sakit.
Lebih jelasnya, berikut prosedur penanganan pasien epilepsi yang biasanya diterapkan.
1. Tes kesehatan untuk menegakkan diagnosis
Kejang merupakan gejala epilepsi yang khas. Akan tetapi, tidak semua orang yang mengalami gejala tersebut berarti terkena penyakit epilepsi.
Pasalnya, kejang juga bisa terjadi pada orang yang minum alkohol berlebihan, kadar garam dalam darah rendah, kurang tidur, atau mengalami demam tinggi.
Kejang pertanda epilepsi biasanya terjadi berulang kali dan muncul secara tiba-tiba. Jika Anda, keluarga, atau teman Anda baru mengalami kejang, dokter akan melakukan pengamatan gejala.
Kemudian, Anda atau keluarga akan diminta menjalani tes kesehatan, seperti tes darah, tes neurologis, dan tes electroencephalogram (EEG). Biasanya, Anda akan dirujuk ke dokter spesialis neurologi.
2. Pemberian obat
Penanganan pertama pada pasien epilepsi untuk menekan gejalanya adalah dengan pemberian obat. Beberapa obat yang biasanya diresepkan sodium valproate, carbamazepine, lamotrigine, levetiracetam, atau topiramate. Sebelum obat diresepkan, dokter biasanya akan menanyakan riwayat kesehatan pasien.
Pasien yang memiliki penyakit hati, ginjal, alergi pada zat tertentu, sedang hamil atau merencanakan kehamilan harus memberi tahu ini pada dokter.